Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah satu – satunya partai politik yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama. Suka ataupun tidak ini adalah fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri siapapun. Tidak perlu penulis sampaikan sejarah berdirinya PKB, pembaca +62 sudah ahli dalam urusan googling.
PKB didirikan untuk menampung aspirasi politik warga NU. Dengan fakta ini sudah semestinya menjadikan suara PKB mutlak diisi oleh warga Nahdliyin yang notabene memiliki masa yang mayoritas di negeri ini. PKB dan NU menjadi dua sisi koin mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dua wajah dalam satu tubuh. Dalam urusan politik berPKB dalam jamiyah berNU.
Atas dasar dan semangat inilah PKB di Kabupaten Tegal pada pemilu 2019 menjadi partai pemenang. Baik pemilu legislatif maupun Pilkada Kabupaten Tegal.
Atas dasar argumen tersebut pula, penulis merasa tidak sepakat dengan ungkapan “Kultural NU wajib PKB, Struktural sakarepmu”.
Sepatutnya kultural maupun struktural sama – sama ber PKB. Selain atas dasar PKB sebagai satu – satunya partai yang didirikan PBNU, PKB lah yang selama ini memiliki komitmen dengan NU baik dalam jamiyah maupun jamaah.
Jika muncul tuduhan bahwa NU secara struktural terlalu jauh terlibat dalam politik praktis tentu tuduhan ini masih perlu diperdebatkan. Batasan berpolitik praktis juga masih abu – abu. Jika dalam prakteknya memang terjadi, menurut penulis “berpolitik praktis” dilakukan oleh mereka yang memang aktif dalam kepengurusan NU.
Padahal hal ini menjadi hak pribadi yang tidak berkaitan dengan organisasi. Tindakan seseorang belum tentu merepresentasikan tindakan organisasi.
Lebih jauh jika toh tuduhan ini di iya kan pun, penulis tentu tidak menyalahkan. Sekali lagi PKB adalah partainya warga NU.
Untuk itu pada pemilu 2024 nanti bagi PKB Kabupaten Tegal tidak salah jika semangat ini perlu digelorakan kembali untuk mengulang kesuksesan seperti pada pemilu 2019. Dan jika bukan oleh mereka yang memiliki peran di struktural maka akan cukup sulit terjadi.
Toh sebuah kewajaran pula jika sebuah partai politik menjalin kedekatan dengan oranisasi sosial kemasyarakatan. Dan bukan PKB saja yang membuka komunikasi dengan NU. Jika kemudian ada ajakan untuk warga NU memilih partai, maka PKB adalah satu – satunya partai yang paling direkomendasikan.
Kalau toh ada pihak yang mencoba menggembosi PKB dengan tuduhan adanya konflik internal partai, maka secara normatif semua partai pasti ada gejolak, hal itu merupakan sebuah kewajaran dalam dinamika politik. PKB Kabupaten Tegal faktanya masih solid dan masih memiliki komitmen yang sama untuk NU baik di tingkatan Cabang maupun daerah.
Sekali lagi pemahaman ini sudah selayaknya dimiliki oleh warga NU khususnya di Kabupaten Tegal, lebih – lebih oleh para politisi PKB.
PKB BANGKIT, SOLID, MENANG
Leave a Reply